Dalam pemaparannya, Dr. Muhandis Azzuhri, Lc. M.A. berharap agar kegiatan seperti ini menjadi pionir yang menginspirasi untuk dikembangkan dan dilanjutkan pada kegiatan-kegiatan lain. “kerja sama dengan mendatangkan mahasiswa asing, juga semoga dapat lebih bertambah dengan Lembaga/kampus lain”.
Selain itu, Dekan FUAD, Dr. Sam’ani, M.Ag. turut mengucapkan selamat datang kepada mahasiswa asing dan berharap kegiatan ini dapat diikuti dengan sebaik-baiknya dan membawa kesan yang menyenangkan. Beliau tak lupa berkenalan dengan peserta yang berjumlah 10 mahasiswa asing dan 1 pendamping, di antaranya:
- Asalam Phatchaai (Laki-laki/ Thailand)
- Subaidah Kawemuenae (Aisha/ Thailand)
- Afandee Bensulong (Laki-laki/ Thailand)
- Sakis Chemamat (Laki-laki/ Thailand)
- Kim Boyeong (Bian/ Perempuan/ Korea Selatan)
- Park Pyeung Kook (Anom/ Laki-laki/ Korea Selatan)
- Bi Shuangjie (Bisma/ Laki-laki/ China)
- Luo Xiaoqi (Mikey/ Perempuan/ China)
- Li Zhanming (Fajar/ Laki-laki/ China)
- Li Qingmei (Shelly/ Perempuan/ China)
- Irfan Maulana Muharam, S.Ag (Pendamping)
Kegiatan Student Residence merupakan kegiatan yang diadakan oleh FUAD diperuntukan bagi mahasiswa asing. Pada tahun 2023, FUAD mengadakan kegiatan Student Residence bagi mahasiswa Asing yang berasal dari China, Thailand, dan Korea Selatan. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Selasa-Rabu, 6-7 Juni 2023, yang diawali dengan workshop program Student Residence mahasiswa asing tentang moderasi beragama oleh Dewi Anggraeni di ruang meeting FUAD dilanjutkan kegiatan di desa sadar kerukunan dan moderasi beragama, Desa Linggoasri.
Mahasiswa asing didampingi oleh Tim Pemberdayaan Moderasi Beragama, Syamsul Bakhri dan Muhamad Rifa’i Subhi mengikuti Religious and Culture Festival di Desa Linggoasri, yang merupakan Desa Binaan Moderasi Beragama UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan. Festival tersebut merupakan wujud nyata dari Moderasi Beragama di Desa Linggoasri. Desa Linggoasri yang dijadikan tempat kegiatan dikenal sebagai desa yang dihuni oleh masyarakat dengan latar belakang agama yang berbeda, yaitu Islam, Hindu, Budha, dan Katolik. Dengan demikian, mahasiswa asing dapat belajar mengenai moderasi agama di desa linggoasri.
Menurut Bian (Kim Boyeong), salah satu mahasiswa asal Korea Selatan menyampaikan kesannya, “jujur awalnya paham kalau toleransi yang dijelaskan di kampus juga ada di negara saya. Ternyata setelah ke linggoasri, saya tahu saling menghargai bukan hanya berbeda agama, tetapi juga mewujudkan persatuan meski di tengah perbedaan keyakinan melalui budaya itu bagus. Acara adat di linggo menunjukkan persatuan”, Pungkasnya.
Sumber : https://fuad.uingusdur.ac.id/